Akasia Beracun: Bagian dan gejala tanaman yang berbahaya

Akasia Beracun: Bagian dan gejala tanaman yang berbahaya
Akasia Beracun: Bagian dan gejala tanaman yang berbahaya
Anonim

Tidak diragukan lagi, penampilan eksotik akasia cukup mengesankan. Namun betapapun indahnya tampilan pohon yang meranggas, ia harus diperlakukan dengan hati-hati. Bagian tumbuhan tertentu mengandung racun yang dapat membahayakan makhluk hidup lainnya. Baca di sini tentang sifat racun pohon akasia.

akasia beracun
akasia beracun

Apakah akasia beracun?

Akasia beracun dalam jumlah kecil dan terutama berfungsi sebagai perlindungan terhadap predator. Namun, robinia yang berkerabat jauh lebih beracun, dan seluruh bagian pohon kecuali bunganya dianggap beracun. Mual, kram perut, dan gejala lainnya dapat terjadi saat kontak atau dikonsumsi.

Racun untuk melindungi dari predator

Pohon akasia tidak terlalu beracun. Namun konsumsinya sangat tidak dianjurkan. Hewan yang masih berani merusak daun pohon sebagai sumber makanannya akan memahami makna pepatah “Kita belajar dari kesalahan”. Akasia telah mengembangkan mekanisme perlindungan yang melindunginya dari predator. Ketika seekor hewan menggerogoti pohon, ia menghasilkan aroma etena, yang memperingatkan pohon-pohon di sekitarnya akan hama tersebut. Ini kemudian bereaksi dengan membentuk zat beracun, yang disebut tanin, di dalam daun. Jika hewan tersebut terus mengembara dan memakan pohon yang tersisa, ia akan meracuni dirinya sendiri karena tanin.

Robinia sangat beracun

Jauh lebih beracun daripada akasia adalah kerabat dekatnya, robinia, juga dikenal sebagai akasia palsu. Di sini, seluruh bagian pohon kecuali bunganya sangat beracun. Kulit kayu khususnya tergolong sangat beracun bahkan dapat menyebabkan kematian pada hewan.

Siapa yang berisiko?

  • Anak-anak (kulit kayu berbau harum dan rasanya enak, sehingga berisiko tinggi tergoda)
  • Pekerja dan tukang kebun menghirup debu saat menggergaji dahan
  • Sapi
  • Kuda
  • Anjing
  • Kucing
  • Burung
  • Permainan kecil seperti kelinci dan kelinci

Gejala pertama adalah mual dan kram perut. Belakangan timbul pusing, kelelahan, diare, gangguan keseimbangan, kedutan yang tidak terkendali, atau kebutaan. Tanda jelasnya adalah pupil melebar.

Direkomendasikan: